“cim, rasanya aku seperti dilahirkan kembali” — kataku padanya.
Ada perasaan asing menyeruak ke dalam diriku, terutama di momen lebaran kali ini. Kalau digambarkan melalui spektrum warna, kali ini lebih warna-warni dan terasa nyata dari pada sebelumnya. Mungkin aku kebanyakan baca kisah-kisah negeri dongeng atau kecanduan nonton film fiksi, sampai-sampai dunia yang kutinggali ngga nyata dan yang nyata adalah isi kepalaku.
Semenjak mengenalmu, duniaku nampak semakin nyata. Kali ini ada yang betul-betul menggenggam tanganku ketika aku kehabisan energi. Ada telinga yang betul-betul mau mendengarkan segala ceritaku yang konyol dan absurd. Bahkan ada yang mewujudkan keinginanku, punya bapak-ibu yang utuh. Walaupun aku sering ditertawakan “tidak seindah itu da”.
Aku tahu, semua tidak akan semudah dan seindah itu. Perihal makan bubur diaduk atau dicampur saja bisa jadi pemantik masalah, apalagi bersatunya dua insan. Tapi selama itu bersamamu, kurasa semua akan baik-baik saja. Aku percaya pada diriku, dan percaya padamu.
Hal ini perlu kamu tau, aku senang masuk ke dalam duniamu. Bertemu dengan sosok-sosok yang mendewasakanmu menjadi seperti hari ini. Bertemu dengan ruang bermainmu yang seru dan rimbun. Bertemu juga dengan sisi tergelapmu. Harapanku, semoga kamu pun begitu. Bisa menerima diriku pun juga rombongan sirkusku.
Tak henti-hentinya aku ingin bilang, terimakasih kepada bapak ibu sudah melahirkanmu ke bumi. juga terimakasih kepadamu sudah memilihku.
Aku tau, rimba di depan kita tidak mudah dijamah. Semoga aku dan kamu, bisa saling menguatkan, saling mendewasakan. Semoga kita tak hanya terlihat rimbun, tapi mengakar kuat ke dalam 🪴
