Posisinya aku sadar betul kalau perasaanku belum aman. Rasanya seperti pergi ke luar kota naik motor blombongan dan ngga punya sim, padahal lagi musim cegatan.
Hal yang paling sulit di dunia ini adalah menaklukkan diri sendiri itu ternyata benar adanya. Jangankan menaklukkan, memahaminya saja banyak gagalnya.
Ada banyak darkspot di dalam diri yang belum mampu kujelajahi. Trauma-trauma yang masih bercokol di dalam sana. Ngawe-awe minta dijamah tapi energiku belum sekuat itu. Tapi mau tidak mau, harus memberanikan diri, alon-alon.
Udah apa-apa yang kamu rasakan ndak perlu ditepis. Terima saja. Apa? Kamu sebetulnya cemburu kan, kalau sahabatmu ternyata lebih dulu punya gebetan sedangkan kamu gagal? Lalu kamu sering cranky saat sahabatmu memilih berduaan sama gebetannya daripada sama kamu?
Kamu juga sebel kan saat berada dikomuniti, sahabatmu malah mendapatkan banyak perhatian daripadamu? Padahal yang mengajaknnya adalah kamu. Hehe… sisi kompetitifmu di dalam sana, terkoyak-koyak. betul?
Atau soal asmaramu yang pontang-panting tidak jelas? Kamu merasa bahwa kamu layak dicintai, tapi ternyata malah jadi semacam buntelan emosi yang menyebalkan. Ekspektasi tolong di kontrol.
Berkali-kali aku ingin bilang, stop menggantungkan kebahagiaanmu ke oranglain. Temukan jalanmu sendiri, temukan kebahagiaanmu sendiri. Kamu itu berharga, percayalah. Selama kamu bisa mencari kebahagiaanmu sendiri, kecantikan itu akan muncul dengan sendirinya. Okey?? Ngga perlu berusaha menjadi oranglain untuk bikin oranglain melihatmu. Big no.
Dah yok, bisa lagi ya. Kuat lagi ya? Bersinar lagi yaa. ✨🍃
