Sore itu seperti biasa aku duduk-duduk di depan gladak menikmati langit yang perlahan berganti warna. Suara adzan magrib depan rumah terdengar melengking dipadu dengan suara muadzin bapak tua, semua orang akan bersepakat bahwa itu bapak tua, terdengar dari suaranya yang serit dan napasnya yang terengah-engah.
Aku duduk ditemani segelas teh jamur hasil fermentasi Mbak Mis yang sudah over fermented dan duduk di sampingku Si Suryo, sambil kebal-kebul menikmati rokok kapitalisnya.
“Ini, emang best spot buat nyore sih, bisa duduk diem liat langit, sambil memandangi Warung Gladak…. hal yang sedang kita perjuangkan” kataku.
Suryo mangut-mangut, sambil sebentar-sebentar menghisap rokoknya.
“Mbak kalau misal kamu dikasih uang 10juta sekarang, dan harus habis sekarang mau kamu buat apa?” Katanya tiba-tiba
Aku mengernyitkan dahi, otakku berputar mencari jawaban yang pas dari pertanyaan Suryo
“kayaknya kamu tau deh keinginanku apa, ya warung ini” kataku.
“Nggak… nggak.. kalau soal warung ini keinginan bersama, aku pun juga ingin itu… ini keinginanmu sendiri, untuk diri sendiri” katanya
“Hah? Apa ya Sur, kok aku ngga bisa njawab?”
“Keinginan pribadimu mbak, hal yang ngga perlu besar, hal-hal kecil sik mbok pingin gitu?” Katanya
Aku terdiam cukup lama…. Bertanya pada diriku sendiri, apakah selama ini aku terlalu fokus mewujudkan mimpi yang besar sampai lupa keinginan-keinginan kecil yang bersifat personal.
“Sur, aku pengen ganti style pakaian, pengen beli baju yang proper selusin tapi sama semua, biar aku nggak pusing-pusing mau pake baju apa kalau misal mau pergi” Kataku.
“Aku juga pengen privat Bahasa Inggris lagi, sampe bisa, ohiya aku tu sebenere suka gambar, kemarin pengen banget punya drawing pad biar bisa gambar di digital” tambahku.
“Terus apalagi? Ini paling baru habis 5 Juta Mbak” kata Suryo.
Dalam hati rasanya cukup menggelitik, ternyata aku sendiri pun banyak mengubur keinginan-keinginan kecilku untuk hal yang kelihatannya lebih besar.
“Gila ya… ternyata aku banyak mengubur keinginanku yang lain untuk mewujudkan ini” Kataku sambi menunjuk warung.
“Iya kan mbak, paling tidak kita sekarang ingat, hal-hal apa yang kita inginkan”
Semakin tumbuh besar, makin dewasa, secara tidak sadar banyak keinginan-keinginan kecil yang terlupakan , digantikan dengan upaya bertahan hidup dengan keinginan (yang katanya) lebih realistis.
Untuk sekedar berkeinginan saja, rasanya jadi sulit atau bahkan lupa untuk memikirkannya, sebenernya diri ini kepinginnya apa.
Selamat menjelang bertambah umur, jangan lupa menjadi manusia ❤️